Kamis, 28 Mei 2020

Self Control

 

1.      Definisi Terapi Self Control

Konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan antara keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang telah mereka capai. Sedangkan menurut Calhoun dan acocella yang dikutib oleh M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, bahwa self control itu berarti kontrol diri sebagai pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain proses yang membentuk kepribadian dirinya. Suatu kemampuan untuk menyusun, mengatur dan membimbing serta mengarahkan bentuk perilaku yang membawa individu kearah konsekuensi positif. Synder dan Gangestad (1986) juga berpendapat sebagaimana yang dikutib oleh M. Nur Ghufron & Rini Risnawita bahwa konsep mengenai kontrol diri secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara pribadi dengan masyarakat sekitar dalam hal mengatur kesan masyarakat yang sesuai dengan isyarat situasional dalam hal bersikap.[1]

Self control adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Pengendalian diri merupakan seperangkat tingkah laku yang memfokuskan pada keberhasilan mengubah diri pribadi, perasaan yang mampu pada diri sendiri, atau bebas dari pengaruh orang lain.[2]

Seseorang dengan kontrol diri tinggi akan sangat memperhatikan cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang berfariasi. Ketika berinterasi dengan orang lain seseorang akan berusaha menampilkan perilakunya yang dianggap paling tepat untuk dirinya, kontrol diri diperlukan untuk membantu individu dalam mengatasi kemampuannya yang terbatas dan mengatasi berbagai hal merugikan yang bisa saja terjadi berasal dari luar. Kontrol diri sendiri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi, pengendalian emosi sendiri mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang dapat diterima secara sosial dan bermanfaat.[3]

 

2.      Faktor yang Mempengaruhi Self Control

Kontrol diri sendiri diakibatkan oleh beberapa faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi kontrol diri karena faktor internal (dari diri individu) dan faktor eksternal (lingkungan individu).

a.       Faktor internal

Faktor internal yang ikut andil pada self control yaitu usia, dimana seseorang apabila semakin bertambah usianya, maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya.

b.      Faktor eksternal

Faktor eksternal ini diperoleh dari berbagai lingkungan keluarga. Lingkungan dari orang tua juga dapat menentuakan bagaimana kemampuan self control diri seseorang. Pelajaran disiplin yang diberikan orang tua sejak kecil cenderung diikuti oleh tingginya kemampuan mengontrol dirinya. Orang tua menerapkan sikap disipplin kepada anaknya secara intens sejak masih kecil, dan orang tua tetap konsisten terhadap konsekuensi yang dilakukan anaknya apabila melakukan perilaku menyimpang dari yang sudah ditetapkan. Maka sikap konsisten ini akan tertanam pada diri seorang anak. Dikemudian menjadi self control baginya.[4]

 

3.      Jenis dan Aspek Self Control

Self control sendiri mempunyai beberapa jenis diantaranya kontrol perilaku, kontrol kognitf dan kontrol keputusan

a.       Kontrol perilaku (Behavior control) Kontrol perilaku ini merupakan tersedianya kesiapan respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kontrol perilaku ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: mengatur pelaksanaan dan mengatur kemampuan memodifikasi stimulus, kemampuan yang mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan diri individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan.

b.      Kontrol kognitif (congtif control) Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam hal mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi mengurangi tekanan.

c.       Mengontrol keputusan (Decesional control) Mengontrol keputusan merupakan sebagian kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui, kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi dengan adanya suatu kesempatan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

 

Dari uraian dan penjelasan diatas, maka untuk mengukur kontrol diri seorang individu biasanya digunakan aspek-aspek seperti berikut:

a.       Kemempuan mengontrol stimulus

b.      Kemampuan mengontrol prilaku

c.       Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian

d.      Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian

e.       Kemampuan mengambil keputusan.[5]

 

4.      Fungsi Pembentukan Self Control

Pembentukan self control dapat dipengaruhi oleh faktor genetic dan miliu. Anak yang dari keturunan impulsif akan mempunyai kecenderungan berperilaku impulsif. Perkembangan self control antara lain perilaku orang tua yang diamati oleh anak. Gaya mengasuh termasuk aspek bu daya. Usia juga termasuk bisa mempengaruhi kondisi kontrol diri pada anak. Anak-anak sendiri cenderung lebih impulsif dibandingkan dengan anak yang lebih dewasa, artinya dengan bertambahnya usia anak maka bertambah pula kemampuan mengendalikan diri semakin baik. pembentukan self control sendiri sudah dimulai sejak usia anak-anak, ketika anak masih dalam buaian orang tua. Dalam hal ini orang tua menjadi pembentuk pertama self control pada anak. Cara orang tua mendisiplin, cara orang tua merespon kegagalan anak, cara berkomunikasi, cara orang tua mengekspresikan kemarahannya (penuh tekanan emosi atau mampu menahan amarahnya) merupakan awal anak belajar tentang kontrol diri.

Messina dan Messin mengemukakan fungsi dari self control sebagai berikut:

a.       Membatasi untuk bertingkah laku negatif

b.      Membatasi perhatian individu pada orang lain

c.       Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain dilingkungannya

d.      Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang

Sedangkan surya (2009) yang mengutip dari buku Lilik Sriyanti, bahwa memberi pendapat fungsi self control adalah mengatur kekuatan dorongan yang menjadikan tingkat kesanggupan, keyakinan, keinginan, keberanian dan juga emosi yang ada dalam diri sorang individu. Self control sangat diperlukan agar seseorang tidak terlibat dalam pelanggaran norma keluarga, sewkolah dan masyarakat.[6]



[1] M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm 22

[2] Lilik Sriyanti, “Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai Multikultural”, Vol. 4, No. 1, (Juni 2012), hal 69

[3] M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm 23

[4] Ibid., hlm. 32

[5] Ibid., hlm 29

[6] Lilik Sriyanti, “Pembentukan Self Control dalam Perspektif Nilai Multikultural”, Vol. 4, No. 1, (Juni 2012), hal 69


0 komentar:

Posting Komentar