Sabtu, 16 Maret 2013

 Penanganan psikologis penderita gangguan Skizofrenia

  • Terapi psikodinamika
Teori psikoanalisis freud tidak banyak memberikan kontribusi untuk penanganan para pasien skizofrenia. Freud yakin bahwa penderita skizofrenia tidak mampu mengembangkan hubungan interpersonal terbuka yang pentinga bagi analisis. Harry stack Sullivan melopori penggunaan psioterapi bagi para pasien skizofrenia yang di rawat di rumah sakit, dengan membuat bangsal dan mengembangkan penanganan psikoanalitis. Sullivan berpendapat bahwa skizofrenia mencerminkan suatu kondisi dimana seseorang kembali ke bentuk komunikasi pada awal masa kanak-kanak. Dalam penangannannya pada penderita skizofrenia, Sullivan menyarankan pembentukan hubungan kepercayaan yang sangat bertahap dan tidak mengancam.

  • Pelatihan ketrampilan social
Pelatihan ketrampilan social ini di rancang untuk mengajari para penderita skizofrenia bagaimana dapat berhasil dalam berbagai situasi interpersonal yang sangat beragam antara lain, membahas pengobatan para skizofrenia dengan psikiatater, memesan makanan direstoran, mengisi formulir lamaran kerja, dan belajar melakukan wawancara kerja, belajar tentang seks yang aman, dan membaca jadwal perjalanan bus. Bagi para penderita skizofrenia keterampilan kehidupan tersebut bukan hal yang dapat dilakukan begitu saja, para skizofrenia harus berusaha keras untuk menguasainya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, para penderita skizofrenia bisa mengambil hal-hal atau kegiatan positif di luar institusi, supaya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

  •          Terapi keluarga dan mengurangi ekspresi emosi
  1. keluarga dari penderita skizofrenia hendaknya di berikan beberapa pengetahuan dasar untuk membantu mengurangi kecenderungan untuk terlalu mengkritik penderita skizofrenia.
  2. Keluarga membantu penderita skizofrenia untuk mengingatkan dalam peminuman obat anti psikotik yang di resepkan oleh psikiater, keluarga juga harus memahami efek samping dari penggunaan obat-obat tersebut, dan rutin untuk mengkonsultasikan secara medis kondisi penderita skizofrenia.
  3. Menghindari saling menyalahkan, mendorong keluarga untuk tidak menyalahkan diri sendiri maupun penderita skizofrenia atas penyakit tersebut.
  4. Memperbaiki komunikasi dan keterampilan penyelesaian masalah dalam keluarga.
  5. Mendorong pasien dan keluarganya untuk memperluas kontak social.
  6. Menanamkan sebuah harapan bahwa sesuatu akan menjadi lebih baik, termasuk harapan bahwa pasien akan bisa sembuh.

  • Terapi kognitif behavioral
Sebelumnya diasumsikan bahwa tidak ada gunanya mencoba mengubah berbagai distorsi kognitif, termasuk delusi, pada para pasien skzofrenik. Meskipun demikan, suatu literatur klinis dan eksprimental yang sedang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa berbagai keyakinan maladaptif pada beberapa pasien kenyataannya dapat diubah dengan berbagai intervensi kognitif-behavioral.

  • Terapi personal
Terapi personal adalah pendekatan kognitif behavioral bersepektrum luas terhadap multisiplas masalah yang di alami para skizofrenia yang telah keluar dari rumah sakit jiwa. Terapi personal ini mengajari pasien bagaimana mengenali afek yang tidak sesuai, dan pasien di ajari untuk memperhatikan tanda-tanda kekambuhan meskipun kecil. Terapi tersebut juga mencakup terapi perilaku rasional emotif untuk membatu pasien mencegah berbagai frustasi dan tantangan yang tidak terhindarkan dalam kehidupan, dengan demikian membantu para penderita skizofrenia menurunkan kadar stress. Dan para penderita skizofrenia ini di ajari teknik-teknik relaksasi otot guna belajar untuk mengetahui atau kemarahan.

  • Terapi Reatribusi
Terapi reatrinusi ini untuk membantu para penderita skizofrenia agar tidak terlalu menganggap segala sesuatu yang tidak berjalan sebagai semestinya sebagai suatu masalah. Beberapa pasien didorong  untuk menguji berbagai keyakinan dlusinal mereka dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang normal. Melalui diskusi kolaboratif, beberapa pasien dibantu untuk memberikan suatu makna nonpsikotik terhadap berbagai simtom paranoid sehingga mengurangi intensitas dan karateristiknya yang berbahaya, sama dengan yang dilakukan dalam terapi kognitif Beck untuk depresi dan pendekatan Barlow terhadap gangguan panik.

0 komentar:

Posting Komentar