Senin, 27 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM INDERA PERABA

 Percobaan                              : Indera Peraba
Nama Percobaan                   : Perasaan Pada Kulit
Nama Subjek Percobaan      : Nur Ilma, Nurma dan Anna S.
Tempat Percobaan                : Ruang Kelas
Tujuan Percobaan                :
 A.    Tujuan Percobaan            : Untuk membuktikan fungsi persepsi pada kulit.

 B.     Dasar Teori                        :Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
 
Susunan Kulit.
            Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
            Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
            Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Fungsi Kulit.
            Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
            Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.

Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1.      Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
2.       Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
3.      Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
4.      Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

 Berdasarkan sumber rangsangan:
1.      Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
2.      Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3.      Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

 Berdasarkan morfologi:
1.      Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
2.      Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
a. Ujung Saraf Bebas:
            Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
     Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.

b.  Korpuskulus Peraba (Meissner):
             Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

c. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini):
            Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
     Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

d. Korpuskulus Gelembung (Krause):
            Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e. Korpuskulus Ruffini:
            Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
            Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

f.  Spindel Neuromuskular.

C.     Alat Yang Digunakan        : Baskom plastik, air hangat, air dingin dan air biasa.
D.    Jalannya Percobaaan      : Peneliti. menyediakan 3 baskom yang berisikan:
·         Kiri : panas
·         Tengah : biasa
·         Kanan : dingin
a.       Subjek akan diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air hangat dan tangan kanan kebaskom yang berisi air dingin, 
b.      Lalu kedua tangan dibiarkan selama 10 detik
c.       Kemudian setlah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada ditengah yang berisi air biasa.
d.      Dan subjek akan diminta merasakan perbedaan antara tangan  kanan dan kiri setelah di masukkan ke baskom yang berisi air  biasa.

E.     Hasil Percobaan                 : Setelah percobaan subjek merasakan tangan berubah menjadi netral.
F.      Hasil umum adalah:
            Biasanya setelah di masukan kedalam baskom ke air biasa (tengah) tangan kanan akan terasa hangat dan tangan kiri akan terasa dingin. Karena pada saat baskom yang berisi baskom biasa ada pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat).
            Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang disebut Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin yang disebut End Krause.

Kulit terdiri dari :
1.            Epidermis yaitu bagian terluar
2.            Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.
3.            Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan jaringan otot. Reseptor kulit dan hantaran implus disaraf perifer.

·        Kulit berfungsi sebagai:
1.            Mekanoreseptor: berkaitan dengan indera peraba, depan, dan kinestesi
2.            Thermoreseptor:  berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin
3.            Reseptor nyeri: berkaitan dengan mekanisme protektif bagi kulit
4.            Kemoreseptor: mendeteksi rasa asam, basa dan garam.

Reseptor pada kulit :
1.            Epidermis : untuk mendeteksi sentuhan
a.        Merkel’s disc : untuk mendeteksi sentuhan oleh orang lain yang tidak di kenal
b.        Meisner’s corpuscle : untuk mendeteksi sentuhan orang yang di kenal
2.            Dermis
a.        Ruffini’s : Mendeteksi panas
b.        End Krause : mendeksi dingin
c.        Reseptor Paccini’s : untuk mendeteksi tekanan atau bias        berupa pijitan
d.       Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit

G.      Kesimpulan                       :
            Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Kulit terdiri dari :
1.      Epidermis yaitu bagian terluar.
2.      Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.
3.      Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan  jaringan otot.

            Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
            Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.


0 komentar:

Posting Komentar