Senin, 27 Januari 2014

Konsep Dasar :

Secara bahasa pengertian marah seperti di tulis dalam kitab Aafaatun “Alath-thariq jarya sayyid muhammad nuh ( 1993 ) marah dapat diartikan sebagai berikut:
  • Marah berarti tidak rela terhadap sesuatu dan iri dari sesuatu. “ hilaba ‘alaihi ghadaban wamagdhabatan”.
  • Menggigit sesuatu. “Ghodibat al-khailu ‘alal lujami” yang artinya kuda menggigit besi kendali.
  • Memberengut, “naqatun ghadub, imra’atun ghadub”. Artinya unta itu membrengut, wanita itu muram
  • Bengkak di sekitar sesuatu. “ ghadibat ‘ainuhu waghudibat”. Artinya bengkak disekitar mata.
  • Kemurungan dalam hal pergaulan dan perilaku. ‘Hadza ghudhabi”. Artinya murung dalam pegaulan dan perilakunya.
  • Penghalang yang terbuat dari kulit unta, yang biasa dipakai untuk berperang, “Al-ghadabah”.
Menurut istilah, marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Peubahan yang keras di sebut “ al Ghaizh” sebaai kemarahan yang hebat.
Marah merupakan kekuatan setan yang disimpan oleh Allah swt didalam diri manusia. Al Ghsazali (Najar,2001 ) mengatakan adanya marah didalam didirinya manusia untuk menjaga dari kerusakan dan untuk menolak kehancuran.
Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnya darah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat di dalam dada. Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai tekanan nafsu dari hati yang menalirkan darah pada bagian wajahyang menimbulkan kebencian pada diri seseorang.
Dalam pandangan ilmu psokologi manusia adalah makhluk yang mempunyai emosi seperti di jelaskan oleh william james (gie 1999) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh (the state of mind that manifest it self by a perceptible change in the body).
Emosi manusia dapat dibedakan dalam dua macam: pertama emosi yang halus, misalnya kasih sayang, kedua emosi yang kasar seperti marah , ini akan menghambat dalam mencapai kesuksesan.
Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah sebagai suatu reaksi emosional kuat yang didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasa-balasan serangan atau tersembunyi.
Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology, bahwa marah adalah reaksi emosional akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriyah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan secara emplisit disebabkan oleh reaksi seragam, baik baik yang bersifat somatis atau jasmaniyah maupun yang verbal atau lisan.
Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri aktivitas sistem sistem syaraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat disebabkan adanya kesalahan. Stuart dan sundeen (1987) memberikan pengertian mengenai marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Maxwell maltz (1977) marah adalah frustasi, suatu jenis frustasi yang meledak dimana seseorang mengubah suatu perasaan terluka yang fasif menjadi menjadi suatu tindakan penghancur disengaja yang aktif.
Menurut imam al Ghozali bahwa banyak tingkatan dalam kemarahan, seperti lekas marah sekali, cepat marah dan cepat tenangnya, lambat marah namun lambat cepat habis marahnya.
Gymnastiar (2002) menjelaskan mengenai marah yang yang di ungkapkan oleh imam al Ghazali, yang ternyaa orang itu dapat dikelompokan dalam empat golongan sebagai berikut;
  • Orang yang lambat marah dan lambat reda dan lama bermusuhannya.
  • Cepat marah dan lambat redanya
  • Cepat marah dan cepat redanya
  • Lambat marah dan lamba redanya.
Mengenai tingkatan marah, manusia dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu, berlebih-lebihan, biasa-biasa saja dan berkekurangan,
Kemarahan atau tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberikan kegelapan pada individu dan akan menimbulkan masalah, frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagalnya mencapai tujuan yang tidak relistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. Agrasif adalah prilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Ngamuk juga merupakan perasaan marah dan permusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol.
Adapun proses respons terhadap kemarahan dapat diungkap melalui tiga cara, yang pertama mengungkap secara perbal, kedua, menekan, ketiga, menentang.


CIRI-CIRI MARAH
  • Aspek biologi,respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takidarki ( frekuensi denyut jantung meningkat ) wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat.
  • Aspek emosional, merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi, dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. Prilakunya selalu ingin menarik perhatian orang lain, membuat kegaduhan, kebakaran,melarikan diri, mencuri dan penyimpangan seksual.
  • Aspek intelektual, akan terus mencair penyebab kemarahannya
  • Aspek sosial, meliputi inter aksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan, emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang lain.
  • Aspek spiritual, keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan lingkungan dengan tidak mempedulikan moral.

Hamzah ( 2001 ) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang yang sedang marah, yaitu:
  1. Ciri pada wajah, berupa perubahan pada kulit menjadi warna kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung kembung kempis gerakan tidak terkendali.
  2. Ciri pada lidah, meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang menyakitakan, dn ucapan-ucapan yang keji yang membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk mendengarkanya.
  3. Ciri pada anggota tubuh. Timbulnya keinginan untuk memeukul, melukai, merobek, bahkan membunuh.
  4. Ciri pada hati, didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembiradalam dukanya. Dan merasa sedih atas gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekanya.
Nuh ( 1993 ) menjelaskan secara gamblang beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat apabila seseorang marah, diantaranya:
·         Membesarnya pembuluh darah urat leher serta memerahnya wajah .
·         Merengut dan mengerutkan wajah
·         Permusuhan kepihak lain
·         Membalas permusuhan orang lain
 
ada beberapa penyebab dari kemarahan yaitu :
  1. Faktor Fisik
·         Kelelahan yang berlebihan
·         Adanya zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat asamdi otak.
·         Hormon kelamin, seperti pada waktu menstruasi pada wanita

  1. Faktor psikis
·         Rendah hati, menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari yang sebenarnya.
·         Sombong, menilai dirinya melebihi dari yang sebenarnya
·         Egoistis, akan selalu mementingkan diri sendiri

Menurut Nuh, Hamzah, Hawwa (1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kemarahan yaitu :
·         Lingkungan,
·         Pertengkaran dan perdebatan
·         Senda gurau dengan cara yang batil
·         Memusuhi orang lain dengan segala cara
·         Congkak dan sombong di muka bumi yanpa hak
·         Lupa mengendalikan diri
·         Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada sipemarah
·         Penjelasan orang lain terhadap aibnya
·         Mengingat permusuhan dan dendam lama
·         Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah.

Definisi Konsep :

Marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Marah (anger) adalah reaksi emosional akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpaptetik, dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.
Marah sendiri timbul karena adanya sebuah dorongan yang biasa disebut dengan human aggressive. Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau di luar perhitungan, dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan definisi marah yaitu sifat alamiah atau emosi yang dimiliki setiap manusia yang bersifat survival dan timbul ketika ada sebuah serangan yang menyangkut dengan harga diri, secara garis besar dorongan marah itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal (dari dalam diri), misal perasaan salah ketika didalam pekerjaan yang tak bisa terselesaikan dan akhirnya pecah menjadi kemarahan, kedua ialah faktor external dan biasanya tercipta karena adanya sebuah ancaman atau provokasi dari luar.
Marah merupakan salah satu reaksi yang muncul ketika kebutuhan dan motif manusia terhambat untuk dipenuhi. Marah merupakan bentuk ekspresi emosi yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan sekitar manusia, dimana biasanya orang akan menjadi terpancing emosi marahnya apabila mendapatkan stimulus-stimulus yang mengancam atau mengusik ketenangan dan kenyamanan seseorang, misalnya orang akan marah jika dia di caci maki, di hina, dipukul, atau bahkan dilecehkan oleh orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang sehingga orang bisa menjadi marah, yaitu kondisi fisik, kondisi psikis, dan kemungkinan lain adalah karena moralitas yang tidak baik.
Jadi, dapat disimpulkan secara singkat menurut penulis bahwa marah adalah perubahan emosional yang terjadi pada seseorang akibat sejumlah situasi yang merangsang yang minumbulkan sikap/perilaku beringas, mengamuk, menyerang, benci, jengkel, dan kesal hati terhadap diri sendiri dan orang lain.
Sikap jengkel sendiri pada saat marah biasanya ditunjukkan pada saat seseorang itu menghina orang lain, merasa jijik dengan orang lain, muak dengan seseorang, mual dan tidak suka.
Lalu sikap beringas seseorang pada saat marah lebih bersifat apa tindakan yang anarkis. Seperti sudah melakukan pengerusakan pada saat marah, membanting-banting suatu barang pada saat marah, menyerang orang, melempar seseorang dengan barang, dan sebagainya.
Sikap benci seseorang pada saat marah ditunjukkan seperti membuat muka dengan orang yang dibenci, raut wajah yang masam, tidak ingin berdekatan dengan seseorang, tidak mau berbaikan dengan orang yang pernah berkelahi dengannya.
Marah dapat mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri manusia di dalam kehidupannya dan marah juga merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia. Manusia yang memiliki mental yang sehat dan kondisi kejiwaan yang stabil akan dapat membantu dirinya mengontrol emosinya. Sebaliknya orang yang sedang mengalami tekanan, stress, dan depresi. Biasanya mereka akan mudah terpancing emosinya dan akan mudah marah. Biasanya hal-hal yang bersifat sepele saja, tapi tidak disukai oleh orang yang mengalami gangguan kejiwaan ini akan memicu kemarahan dan kemurkaan yang luar biasa.
Moralitas yang tidak baik, atau orang-orang yang sering melakukan perbuatan buruk, atau memiliki akhlak yang kurang baik, atau sering berbuat kejahatan, biasanya akan membuat orang tersebut mudah marah. Sifat amarah sudah menjadi tabiat yang melekat pada diri mereka dan secara tidak sadar pun tabiat tersebut akan muncul tanpa dipikirkan.
Kebanyakan marah memang tidak baik bagi diri kita, mengurangi rasa hormat pada diri kita, merusak hubungan (orang lain tidak menghormati kita), bahkan dapat menimbulkan penyakit. Ketika kita sedang marah, kita tidak bisa lagi mengenali mana yang benar dan mana yang salah, siapa yang salah atau siapa yang benar. Ketika marah, kita cenderung menyalahkan orang, kita cenderung merasa selalu benar.  Ketika menerima kedzaliman, kita cenderung marah-marah pada yang mendzalimi. Setidaknya istilah terdzalimi itu menurut diri kita. Belum tentu juga kita benar dan belum tentu juga orang yang kita anggap mendzalimi itu salah. Semuanya masih sangat relatif. Namun ego manusia cenderung membenarkan dirinya dan menyalahkan orang lain. Keadaan yang sesungguhnya semakin memperburuk keadaan diri sendiri maupun lingkungan kita.
Marah adalah reaksi dari kesakitan, lalu sikap marah kita akan menimbulkan rasa sakit yang baru kita merasa marah karena dikecewakan atau disakiti, lalu kita meresponi dengan marah, marah-marah hingga kemarahan tersebut tentunya akan menimbulkan rasa sakit pada orang yang kita marahi. Marah yang dibiarkan menguasai diri manusia akan terus meningkat; mulai dari marah kemudian berlanjut marah-marah, lalu meningkat lagi pada tindakan ingin menyakiti, hingga akhirnya melakukan tindakan kekerasan. Marah pada diri manusia jika dibiarkan sangatlah berbahaya, karena dapat dengan mudah meningkat dari sikap menjadi tindakan.
Marah dapat menimbulkan tekanan, tubuh bergetar, jantung berdegup keras, wajah yang memerah, tidak dapat tidur yang semuanya akan berdampak bagi kesehatan kita. Marah dapat membuat kita merasa tidak nyaman, terabaikan, bingung, frustasi, terluka, atau merasa disisihkan. Marah dapat membuat kita sedih dan putus asa, dan marah yang sama juga akan membuat orang yang kita marahi kecewa, frustasi, atau putus asa. Marah akan memengaruhi perilaku kita menjadi tidak terkontrol, kita akan dapat berteriak, mudah menuntut orang lain berubah, mengajak bertengkar, hingga pada tindakan fisik seperti meninju. Marah akan memengaruhi pikiran kita atau orang yang kita marahi, pikiran yang dapat timbul seperti menyalahkan diri sendiri, membuat kita berpikir sempit dan tidak jernih. Marah akan memengaruhi hubungan kita dengan orang lain; orang lain akan menjaga jarak, menolak kita, komplain tentang kita.
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart and Sundeen, 1991). Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain megerti perasaan yang sebenarnya. Namun demikian faktor budaya perlu dipertimbangkan sehingga keuntungan kedua belah pihak dapat dicapai. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu interpersonal. Banyak situasi kehidupan yang menimbulkan kemarahan misal fungsi tubuh yang terganggu sehingga harus masuk rumah sakit, kontrol diri yang diambil alih orang lain akibat menderita sakit, peran yang tidak dapat dilakukan karena dirawat di rumah sakit, dan banyak hal lain yang dapat menjengkelkan individu. Rentang respon kemarahan (Stuart and Sundeen, 1991). Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan terancam, kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara, yaitu secara verbal, menekan dan menentang. Dari 3 cara ini yang pertama adalah kontruktif sedang cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menentang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila dipakai terus menerus, maka kemarahan dapt diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan amuk.
Singkat penulis bahwa marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman yang mana respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif dan mal adaptif. Respon marah dalam rentang adaptif dan mal adaptif yang dimaksud adalah asertif, frustasi, pasif, agresif dan amuk.
Maksudnya adalah :
1.      Asertif (Pernyataan)
Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau ungkapan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.

2.      Frustasi
Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tujuan yang tidak realistis atau hambatan proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternatif lain.

3.      Pasif
Suatu keadaan dimana individu merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya yang sedang dialami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.

4.      Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol, perilaku yang tampak dapat berupa : muka masam, menuntut serta perilaku kekerasan.

5.      Amuk
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Dimensi :




Indikator :

1.      Asertif
·         Seseorang merasa marah dengan orang lain dan langsung mengatakannya secara langsung.
·         Seseorang merasa tidak suka/benci dengan orang lain, lalu orang itu menyatakan secara langsung bahwa ia tidak cocok dengan orang tersebut.
·         Merasa tidak senang dengan seseorang, maka anda langsung mengkritik atau menyindir orang yang tidak anda sukai secara langsung.
·         Seorang pemimpin yang menyatakan secara langsung ketidakpuasannya terhadap kinerja bawahannya.

2.      Frustasi
·         Merasa kecewa karena gagal dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehingga membuat orang tersebut depresi.
·         Marah pada diri sendiri karena menganganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup.
·         Merasa kecewa berat karena keinginannya tidak dapat tercapai.
·         Menyalahkan keadaan atas apa yang terjadi.

3.      Pasif
·         Seseorang memilih diam saat terdapat situasi yang bisa membuatnya marah.
·         Seseorang memilih menjauhi situasi yang dapat membuatnya marah agar terhindar dari sikap marah yang berkelanjutan.
·         Mengisolasi dari dari orang lain karena merasa tidak sesuai dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
·         Menyalahkan diri sendiri karena suatu keadaan yang sedang terjad.i
  
4.      Agresif
·         Mencaci maki seseorang yang dibenci/saat anda mengendarai kendaraan anda berteriak-teriak melontarkan kata-kata kasar karena ada pengemudi yang melanggar dan hampir membuat anda celaka.
·         Memukul orang yang dibenci.
·         Tidak mau mengikuti perintah/permintaan orang yang dibenci meskipun orang itu adalah atasannya.
·         Merasa ingin balasa dendam, misalnya saat berkendara tidak ada pengemudi lain langsung memotong jalur di depan anda secara langsung, serentak anda ingin membalasnya dengan memotong jalur di depan pengemudi tersebut.

5.      Amuk
·         Anda merasa jengkel dan melakukan pengrusakan properti di sekeliling anda.
·         Secara tidak sadar anda menganiyaya orang yang anda benci sampai bisa menyebabkan orang tersebut terbunuh.
·         Saat anda merasa kecewa atau jengkel anda memecahkan banyak barang kelantai guna melampiaskan rasa kekecewaan anda.
·         Saat anda merasa tidak suka dengan orang lain anda melempari orang tersebut dengan melemparkan suatu benda yang bisa membuat orang yang tidak anda sukai tersebut terluka.

Deinisi Operasional :
            Marah adalah perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan perubahan emosional adalah perubahan yang terjadi pada seseorang yang mana bisa dipengaruhi dari dalam diri ataupun bisa berasal dari stimulus-stimulus dari luar yang bisa mnyebabkan perubahan emosi pada seseorang tersebut. Atau bisa merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Dalam hal ini, marah bisa disebabkan oleh dari dari dalam diri yang bisa timbul karena merasa kecewa dengan diri sendiri, merasa putus asa dan sebagainya. Sedangkan yang berasal dari luar diri sendiri atau yang sifatnya eksternal, rangsangan yang dimaksud bisa berupa seperti situasi yang membuat seseorang itu merasa jengkel terhadap seseorang, caci maki dari orang lain, sikap orang lain yang bisa membuat kita marah, orang yang memukul kita tanpa sebab, dan masih banyak lainnya.
            Perubahan emosional yang terjadi pada saat marah bisa terlihat dengan timbulnya sikap manusia yang berupa penyerangan dan penyiksaan. Atau bisa dikatakan emosi marah mendorong seseorang untuk berperilaku penyerangan/agresif dan penyiksaan/mengamuk (bersifat beringas). Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua perubahan emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam perubahan emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.
            Perubahan-perubahan emosional yang terjadi pada saat seseorang itu marah bisa terlihat pada diri seseorang dari ciri pada wajah, seperti berupa perubahan pada kulit menjadi warna kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung kembung kempis gerakan tidak terkendali. Lalu ciri pada lidah, sseperti meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang menyakitakan, dan ucapan-ucapan yang keji yang membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk mendengarkanya. Sedangkan ciri pada anggota tubuh seperti timbulnya keinginan untuk memukul, melukai, merobek, bahkan membunuh. Yang terakhir bisa terlihat dari ciri pada hati, yang mana didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam dukanya. Dan merasa sedih atas gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekannya.
            Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan perubahan emosional adalah sikap yang timbul pada seseorang yang sedang marah, yang berarti perbedaan antara stimulus dari luar yang merangsang dengan sikap yang ditunjukkan pada saat seseorang sedang marah. Secara operasional, variabel perubahan emosional didefinisikan sebagai “respon seseorang pada saat sedang marah, yang dinyatakan dengan bentuk penyerangan dan penyiksaan (beringas dan kesal hati), terhadap respon yang diterimanya”. Seperti sifat beringas lebih kepada menyerang orang lain, seperti memukul, menyiksa, menampar, melempar benda ke orang lain, merusak barang milik orang lain, dan sebagainya. Sedangkah sikap kesal hati yang terjadi pada saat maah adalah adalah perasaan benci terhadap seseorang, jengkel, mencaci-maki seseorang, menghina seseorang, memasang wajah yang masam kepada orang yang ida benci, dan sebagainya.
            Cirinya adalah perasaan tegang. Kemungkinan marah bisa disupresi tapi cepat atau lambat, ketegangan akan diekspresikan dalam berbagai bentuk. Orang yang pemarah kronis bisa mengalami ulkus lambung, depresi, dan bertingkah laku abnormal. Ini merupakan tanda marah yang tidak diekspresikan secara produktif. Ada juga orang yang mengekspresikan marah dengan bergabung dengan tentara, membuat roti atau membuat simfoni. Ini merupakan contoh marah yang disublimasi dan mungkin produktif bagi individu tetapi dasar marah jadi terabaikan.
            Marah yang segera diekspresikan sesuai dengan penyebabnya akan memberi kepuasan dan kesehatan. Tapi hal ini yang paling sulit. Secara budaya, mengekspresikan marah secara langsung, tidak dianjurkan. Anak-anak diajarkan untuk patuh, anak laki-laki yang bertengkar, akan dimarahi, anak perempuan sebaiknya tidak pernah bertengkar. Karena sikap seperti ini, banyak orang tumbuh dengan sikap takut untuk marah dan marah dianggap tidak normal. Perasaan marah diekspresikan secara tidak langsung.
            Ketakutan mengekspresikan marah berhubungan dengan ketakutan akan penolakan. Pengaruh sikap orang tua sangat besar terhadap sikap anak terhadap marah dan ini terbawa sampai dewasa. Sangat sukar kita marah kepada orang tempat kita bergantung. Kita berharap setiap kebutuhan akan hidup dapat kita antisipasi dan terpenuhi. Bahkan kadang kita percaya bahwa kebutuhan kita akan terpenuhi walaupun tidak kita katakan. Bila kebutuhan tidak terpenuhi, kekecewaan atau marah bisa timbul. Dan akhirnya muncul konflik internal karena mengekspresikan marah secara langsung mungkin akan ada penolakan atau permusuhan dari teman sekitar, sedangkan bila tidak diekspresikan akan menimbulkan perasaan jengkel dan juga akan mengganggu hubungan dengan teman sekitar.
            Orang juga akan marah pada situasi kehidupan. Misalnya, mobil rusak, jalan macet, BBM naik, sehingga orang menjadi marah. Tetapi marah seperti ini lebih mudah diekspresikan. Orang berulang kali membicarakan situasi ini dengan penuh emosi sehingga rasa marah yang tersimpan bisa diekspresikan dan rasa marah pada sesuatu yang mengancam dan diekspresikan pada orang/obyek yang tidak mengancam.
            Ada juga orang yang tidak dapat mengontrol marahnya pada situasi kehidupan sehingga mengekspresikannya dengan perilaku kekerasan. Kemiskinan, pengangguran, keluarga yang tidak stabil, bisa meningkatkan insiden perilaku kekerasan dalam keluarga ataupun kriminalitas.
            Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh individu. Strees dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan terancam, kecemasan dapat menimbulkan kemarahan.
            Respon terhdap marah dapat diungkapkan cara yaitu secara verbal, menekan dan menentang. Dari ketiga cara yang pertama adalah kontruktif dan cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menentang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila dipakai terus-menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan mauk. Maksud dari respon marah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.      Dilihat dari pembicaraan
Asertif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu positif, menawarkan diri “saya dapat... saya akan....”
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantara yaitu negatif, merendahkan diri “dapatkan saya....”
Agresif : perilaku yang ditunjuk yaitu sombongkan diri, merendahkan orang lain “kamu selalu...”, “kamu tidak pernah.....”

2.      Dilihat dari suara
Asertif : perilaku yang ditunjukkan yaitu sedang
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya yaitu lambat, rendah, mengeluh
Agresif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya keras, ngotot

3.      Dilihat dari posisi badan
Asertif : perilaku yang ditunjukkan diantranya yaitu tegap
Pasif : perilaku yang ditunjukkan yaitu menundukkan kepala
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu kaku, condong kedepan

4.      Dilihat dari jarak
Aserif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu mempertahankan jarak yang nyaman
Pasif : perilaku yang ditunjukkan diantaranya yaitu menjaga jarak (sikap yang tak acuh)
Agresif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu sikap dengan jarak menyerang orang lain

5.      Dilihat dari penampilan
Asertif : perilaku di tunjukkan yaitu siap melaksaan
Pasif : perilaku yang di tunjukkan yitu loyo, tidak dapat tenang
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu mengancam tak dapat tenang

6.      Dilihat dari kontak mata
Asertif : perilaku yang ditunjukkan yaitu mempertahankan kontak mata sesuai kebutuhan yang berlangsung
Pasif : perilaku yang ditunjukkan di antaranya yaitu sedikit/sama sekali tidak ada kontak mata
Agresif : perilaku yang ditunjukkan yaitu melotot dan dipertahankan


1 komentar: