Senin, 27 Januari 2014

Transkripsi Hasil Observasi dan Interview
(Pembuatan data verbatim)

Transkripsi hasil observasi dan wawancara dibuat setelah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data yang telah terkumpul kemudian diorganisasikan dan hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah:
1.      Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil lapangan)
2.      Data yang sudah diproses sebagian (transkripsi wawancar, catatan refleksi peneliti)
3.      Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik
4.      Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas melalui skema
5.      Memo dan draft insight untuk analisis data (refleksi konseptual peneliti mengenai arti konseptual data)
6.      Catatan pencarian dan penemuanyang disusun untuk memudahkan pencarian berbagai kategori data
7.      Display data melalui skema jaringan informasi dalam bentuk padat/esensial
8.      Episode analisis (dokumentasi dari langkah-langkah dan proses penelitian)
9.      Dokumentasi umum yang kronologis mengenai pengumpulan data dan langkah analisis
10.  Daftar indeks dari semua material
11.  Teks laporan (draft yang terus-menerus ditambah dan diperbaiki.

Smith (1995) menyarankan agar transkrip wawancara ataupun catatan lapangan dibuat sejelas dan sesimpel mungkin sehingga mudah untuk dipahami. Langkah-langkah penyusunan transkrip hasil observasi dan wawancara meliputi pengumpulan data, mencari kata kunci, kemudian menentukan tema yang dikategorikan menjadi beberapa sub tema dan dihubungkan dengan menggunakan pola. Setelah itu semua selesai barulah dilakukan pengembangan teori. Agar ini semua dapat terpenuhi, maka peneliti harus:
1.      Membaca transkip berulang-ulanguntuk mendapatkan pemahaman tentang kasus-kasus atau masalah, kemudian menggunakan salah satu bagian kosong untuk menuliskan pemadatan fakta-fakta, tema- tema yang muncul maupun kata-kata kunci yang dapat esensi data dari teks yang dibaca.
2.      Peneliti menggunakan satu sisi yang lain untuk menuliskan apapun yang muncul saat peneliti membaca transkip tersebut. Peneliti dapat menuliskan kesimpulan sementara, suatu hal yang tiba-tiba muncul di pikirannya, interpretasi sementara, atau apapun. Pada tahap ini belum dilakukan penyimpulan konseptual apapun karena jika dilakukan penyimpulan yang terlalu cepat dapat menghalangi peneliti memperoleh pemahaman utuh mengenai realitasyang ditelitinya.
3.      Di lembaran terpisah, peneliti dapat mendaftar tema-tema yang muncul tersebut, dan mencoba memikirkan hubungan antar tema.
4.      Setelah peneliti melakukan proses di atas pada tiap-tiap transkrip atau catatan lapangannya, ia dapat menyusun ‘master’ yang berisi daftar tema-tema dan kategori-kategori, yang telah disusun sehingga menampilkan pola hubungan antar kategori (‘cross cases’,bukan lagi kasus tunggal).

Dalam penyusunan ranskrip observasi dan wawancara sebelumnya telah dilakukan analisis tematik dalam mengolah informasi yang menghasilkan daftar tema, model tema atau indicator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema atau hal-hal lain yang masih memiliki hubungan dengan analisis. Untuk dapat menganalisis penelitian kualitatif dengan baik sesuai dengan transkrip diperlukan kemampuan dan kompetensi tertentu (Boyatzis, 1998, hal. 8), yaitu:
a.       Kemampuan mengenai pola (pattern recognition)
b.      Komampuan melakukan perencanaan dan penyusunan system terhadap data (planning and systems thinking)
c.       Pengetahuan mengenai hal-hal relevan dengan yang diteliti merupakan hal krusial, yang seringkali disebut sebagai pengetahuan tacit (tacit knowledge).  Strauss dan Corbin (1990) menyebut ini sebagai kepekaan teoritis yang berkaitan dengan kemampuan peneliti mengenai apa yang penting, member makna, dan mengkonseptualisasi situasi.
d.      Memiliki kompleksitas kognitif dalam benak peneliti yang mencakup kemampuan mempersepsi sebab-sebab ganda (multiple causality), menemukan variable-variabel yang berbeda sejalan dengan waktu dan variasi lain, juga kemampuan untuk mengkonseptualisasi hubungan.
e.       Hal-hal yang diperlukan  antara lain adalah empati dan objektivitas social, juga kemampuan mengintegrasikan.


0 komentar:

Posting Komentar