PERKEMBANGAN DEWASA AWAL
A. Pengertian
Sudah
diakui bahwa suatu perkembangan tidak terhenti pada waktu orang mencapai
kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa dewasa awal.
Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan yakni
perkembangan-perkembangan yang dialami oleh individu tersebut.
Perkembangan dalam arti tumbuh,
bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu proses dinamis pada masa dewasa
bersama berjalan keadaan menjadi tua. (F.J. Monks.2006. hal 323-324)
Istilah adult berasal dari kata kerja
latin, seperti juga istilah adolesence-adolencere- yang berarti “tumbuh menjadi
kedewasaan”. Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari
kata kerja adultus yang “berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang
sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu orang dewasa adalah
individu yang telah meyelesaikan pertumbuhannya dan dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama denga orang dewasa lainnya. (Elizaberh, B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. (jakarta:
erlangga). Hal:246).
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian
kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada
pola hidup yang baru.
Sebagai seorang
individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya
tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis ataupun psikologis pada orang
tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai
seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang
dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan
ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman
baik yang berhasil maupun yang gagal
dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga
guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Secara fisik, seorang
dewasa muda {young adulthood) menampil-kan profil yang sempurna
dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah
mencapai posisi puncak. Mereka memiliki
daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan
berbagai kegiatan tampak inisiatif,
kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
B. Konsep
Kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Semakin bertambahnya fungsionalisasi bagian-bagian tubuh seseorang, maka
seseorang tersebut juga akan mengalami proses pendewasaan diri. (Desmita. 2009.
4)
Masa
dewasa menurut beberapa ahli psikologi perkembangan dibagi tiga, yaitu: dewasa
awal (18-40 tahun), masa madya (41-60 tahun), dan masa dewasa akhir disebut
dengan usia lanjut pada rentang usia diatas 60 tahun.
Secara umum, mereka
yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi
perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik
transisi secara fisik (physically trantition^ transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social
role trantition).
Masa dewasa awal adalah dimulai pada
usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Santrock mengatakan bahwa masa
dewasa awal atau dewasa dini adalah merupakan masa transisi, baik transisi
secara fisik maupun transisi secara intelektual, serta transisi secara peran
sosial. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh
bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.( Andi
mappiare. 1983. Psikologi Orang Dewasa. (Surabaya: Usaha Nasional). Hal: 245)
C. Teori Perkembangan
Dewasa Awal
1. Perkembangan Fisik Dewasa Muda Awal
Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
·
Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock
(1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja
untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut
sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang
pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan
sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang
dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya
ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat
di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran,
akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan
hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan
fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan
kemampuan reproduksi.
·
Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain,
1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998),
kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan
kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan,
dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka
telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi).
Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk
meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan
zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka
lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
·
Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti
hubungan dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat
membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari
kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah,
masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda,
yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah
atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga,
sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-, ninggalkan tugas
karier tempat mereka bekerja Namun demikian, l
tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni
tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar
dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya
dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
Aspek-aspek
Perkembangan Fisik
Aspek-aspek
perkembangan fisik meliputi:
·
Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang
individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan
ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang
menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka
memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan
ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
·
Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established), seseorang
harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan
posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya,
mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik,
Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier
pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga
yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi
seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok
dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera
pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya
dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah
menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih
pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut
dibayangi kegagalan.
·
Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran
diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata
lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki
motivasi Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi
lingkungan eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai
benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri
memperoleh hambatan atau rintang-an dari lingkungan eksternal.
Kesehatan
Dewasa Muda
·
Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan dunia
(WHO-M^or/t/ Health Organization), memberi definisi mengenai kesehatan.
Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat
sejahtera baik secara fisik, mental maupirn sosial yang ditandai dengan u’dak
adanya gangguan-gangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti keluh-an sakit
fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
Kondisi kesehatan seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku
individu yang bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan
kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang
dapat menopang kesehatan seseorang, di antaranya (1) makan secara teratur (tiga
kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak termasuk snack); (2)
perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein,
vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma;
(3) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam; (5)
membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan diri untuk tidak
mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging sapi/kambing, fast-food/sea
food (udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti
kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya akan memiliki taraf kondisi kesehatan
yang baik daripada individu yang tidak melakukannya. Para tokoh terkenal di
dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf, 1995), yang hidup sehat dan
berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh kemerdekaan India),
Benyamin Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat), Albert Einstein (penemu
teori relativitas sehingga memunculkan bom atom), Martin Luther (reformator
Gereja Protestan), Leonardo da Vinci (pelukis dan pemahat abad ke-13), Isac
Newton (ilmuwan flsika dari higgris}, Charles Darwin (tokoh penemu teori
evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis), umumnya menjalankan
rahasia hidup sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makan sayur-mayur
(vegetarian) dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
·
Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola
kebiasaan perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi
pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung
memberi dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl
& Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk
mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health
behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior.
- Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan
individu yang diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara
mencegah suatu penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya.
- Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang
yang sakit, guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya
agar dirinya sehat kembali.
- Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk
proses penyembuhan dari rasa sakitnya.
2.
Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal
·
Pendahuluan
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka
beriomba dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya. Segala
daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh
dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan
martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia
pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara
sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut,
akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
·
Teori Perkembangan Mental Menurut Turner dan Helms
Para ahli psikologi perkembangan, seperti Turner dan
Helms (1995) mengemukakan bahwa ada dua dimensi perkembangan mental, yaitu (1)
dimensi perkembangan mental kualitatif (qualitative mental dimensions] dan
(2) dimensi perkembangan mental kuantitatif (quantitative mental
dimensions}.
Dimensi Mental Kualitatif (Qualitative Mental
Dimensions)
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas perkembangan mental yang dicapai
seorang dewasa muda, perlu diperbandingkan dengan taraf mental yang dicapai
individu yang berada pada tahap remaja atau anak-anak. Walaupun Piaget
mengatakan bahwa remaja ataupun dewasa muda sama-sama berada pada tahap operasi
formal, yang membedakan adalah bagaimana kemampu-an individu dalam memecahkan
suatu masalah. Bagi remaja, kadang kala masih mengalami hambatan, terutama cara
me-mahami suatu persoalan masih bersifat harfiah, artinya individu memahami
suatu permasalahan yang tersurat pada tuHsan dan belum memahami sesuatu yang
tersirat dalam masalah tersebut. Hal ini bisa dipahami karena sifat-sifat
karakteristik kognitif ini merupakan kelanjutan dari tahap operasi konkret
sebelumnya.
Sementara itu, menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya
mencapai taraf operasi formal, nielainkan telah memasuki penalaran postformal (post-formal
reasoning). Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat
dialektikal (dialectical thought], yaitu kemampuan untuk memahami,
menganalisis dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori,
pendapat-pendapat, dan pemikiran-pemikir-an yang saling kontradiktif
(bertentangan) sehingga individu mampu menyintesiskan dalam pemikiran yang baru
dan kreatif. Gisela Labouvie-Vief (dalam Turner dan Helms, 1995) setuju kalau
operasi formal lebih tepat untuk remaja, sedangkan dewasa muda mampu memahami
masalah-masalan secara logis dan mampu mencari intisari dari hal-hal yang
bersifat paradoksal sehingga diperoleh pemikiran baru.
Dimensi Mental Kuantitatif (Quantitative Mental
Dimensions)
Biasanya, menurut Turner dan Helms (1995), untuk menge-tahui kemampuan
mental secara kuantitatif diperlukan suatu pengukuran yang menggunakan skala
angka secara eksak atau pasti. Dalam suatu penelitian longitudinal yang
dilakukan sekitar tahun 1930 dan 1940, ditemukan bahwa taraf inteligensi
cenderung menurun. Latar belakang proses penurunan ini dikarenakan perbedaan
faktor pendidikan ataupun status sosial ekonomi (status of econo-sociafy. Individu
yang memiliki latar belakang pendidikan ataupun status sosio-ekonomi rendah
karena jarang memperoleh tantangan tugas yang mengasah kemampuan kecerdasan
sehingga cenderung menurun kemampuan intelektualnya secara kuann’tauf.
Sebaliknya, individu yang memiliki taraf pendidikan ataupun status sosio-ekonomi
yang mapan, berarti ketika bekerja banyak menuntut aspek pemikiran intelektual
sehingga intelektualnya terasah. Dengan demikian, kemampuan kecerdasannya makin
baik.
3.
Perkembangan Psikososial Dewasa Muda Awal
Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai
taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam
pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan
dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan
pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams
memperhaukan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan
hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst
(Turner dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa
muda, di antaranya (a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup, (b) membina
kehidupan rumah tangga, (c) meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan
ekonomi rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
·
Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan
memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi).
·
Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda
berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup
panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu
tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum),
akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier
tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan dan membukukan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang
tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga
yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams dapat membentuk, membina,
dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan,
membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap
menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
·
Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan
keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka
merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan
dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat
dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang
sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok
dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang
layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan
penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat mem-bangun kehidupan
ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk
mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh
idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok
yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi
kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera
bagi keluarganya. melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an
seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah
(perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin
akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup
yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan
hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
·
Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan
yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan
memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa
bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi,
telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3)
menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak ter-cela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong,
kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan
sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu
mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau
tidak, bagian meniti karir dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab,
setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan
baik.
D.
Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada
tugas-tugas perkembangan dewasaawal menurut
R.J. Havighurst (1953)[9], telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan
dalam masa dewasa awal sebagai berikut:
·
Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematanganfisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi, yaitu mampumelakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya.
Dia mencari pasangan untuk bisamenyalurkan kebutuhan biologis.Mereka akan
berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangandalam
perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
·
Belajar hidup bersama dengan suami istri
Dari pernikahannya, dia akan
saling menerima dan memahami pasangan masing-masing,saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu
membangun rumah tangga.Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa
dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan
oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalammenanggapi masalah yang dihadapi
bersama.
·
Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20
tahun (20 ± 40) dianggap sebagairentang yang cukup panjang. Terlepas dari
panjang atau pendek rentang waktu tersebut,golongan dewasa muda yang berusia di
atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat
SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atauuniversitas. Selain itu, sebagian
besar dari mereka yang telah me nyelesaikan pendidikan,umumnya telah memasuki
dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri
bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupanrumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.
·
Mengelola rumah tangga
Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha
mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengansebaik-baiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikandiri dan bekerja sama dengan pasangan
hidup masing-masing. Mereka juga harus dapatmelahirkan, membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu,tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun
saudara-saudaranya yang lain.
·
Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU,
akademi atau universitas, umumnyadewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber upaya menekuni karier sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminanmasa depan keuangan
yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, merekaakan merasa
puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurncocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan,
mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan
selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar
belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang
layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan
yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah
tangga yang mantapdan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak
prestasi. Dengansemangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja
keras dan bersaingdengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk
menunjukkan prestasi kerja.Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka
akan mampu memberi kehidupan yangmakmur-sejahtera bagi keluarganya.
·
Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap
orang yang ingin hidup tenang, damai,dan bahagia di tengah-tengah masyarakat.
Warga negara yang baik adalah warga negara yangtaat dan patuh pada tata aturan
perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkandengan cara-cara, seperti
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,
surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak
(pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan),
(3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak tercela di matamasyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikutterlibat dalam kegiatan gotong royong,
kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya).
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harusdipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat.
Bagiorang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini,
yaitu mencari pasangan hidup dan membinakehidupan rumah tangga. Baik disadari
atau tidak, setiap orang dewasa muda akanmelakukan tugas perkembangan tersebut
dengan baik.
·
Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya
Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk
kelompok-kelompok yang sesuai dengannilai-nilai yang dianutnya. Salah satu
contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
E. Karakteristik Dewasa Awal
Dewasa awal ini merupakan periode penyesuaian
diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Dan
berikut adalah karakteristik dari masa dewasa awal :
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Pengaturan
Pada generasi terdahulu berpandangan bahwa jika
anak laki-laki dan perempuan mencapai usia dewasa secara syah, maka hari-hari
kebebasan tiba untuk menerima tanggung jawab mereka telah berakhir dan saatnya
telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa (Elizabeth
B.Hurlock. 2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sebagai usia reproduktif
Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran
yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang sudah menikah berperan
sebagai orang tua saat usia sekitar 20-30 tahun, dan beberapa sudah menjadi
kakek atau nenek sebelum masa dewasa berakhir. Masa dewasa merupakan “usia
reproduktif” bagi yang cepat mempunyai anak dan menpunyai keluarga besar pada
awal dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan
seluruh masa dewasa dini merupakan masa reproduksi (Elizabeth B.Hurlock.
2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Bermasalah
Dalam tahun-tahun pertama dewasa awal, banyak
masalah baru yang harus dihadapi seseorang. Masalah baru-baru ini berbeda
dengan masalah-masalah yang sudah pernah di alami sebelumnya. Anak-anak muda
telah dihadapkan dengan banyak masalah dan mereka belum siap untuk
menghadapinya. Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah
dewasa dini atau awal ini menjadi lebih intensif dengan diperpendeknya masa
remaja, masa transisi menjadi dewasa sangat pendek sehingga anak-anak muda
hampir tidak memiliki waktu untuk peralihan menjadai dewasa (Elizabeth
B.Hurlock. 2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Ketegangan Emosional
Manusaia yang hampir dewasa atau baru dewasa yang
berada di ambang dunia pekerjaan orang dewasa, maka mungkin sekali ia mengalami
kebingungan dan mengalami keresahan emosional(Elizabeth B.Hurlock.
2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Keterasingan Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya
seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa yaitu karier, pernikahan, dan
rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi
renggang, dan berbarengan dengan itu ketrlibatan dalam kegiatan kelompok di
luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak
bayi semua semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan mengalami
keterpencilan social atau apa yang di sebut Erikson “krisi keterasingan” (Elizabeth
B.Hurlock. 2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Komitmen
Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang dewasa
mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya
tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa yang mandiri, maka mereka
menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat
komitmen-komitmen baru. Meskipun semua itu terkadang berubah, pola-pola ini
yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen dikemudian
hari (Elizabeth B.Hurlock. 2009.hal.246-250).
·
Masa Dewasa Awal sering Merupakan Masa Ketergantungan
Meskipun telah resmi mencapai status dewasa padad
usia 18 tahun, dan status ini memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang
muda yang masih agak tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang lain
selama jangka waktu yang berbeda-beda (Elizabeth B.Hurlock. 2009.hal.246-250).
Seperti tergantung pada orang tua mereka, teman, guru dan yang lainnya. Di masa
dewasa awal ini, seseorang merasa bahwa ada beberapa hal yang ia masih belum
bisa kerjakan secara mandiri. Maka dari itu banyak oarng muda sangat tergantung
dengan orang lain.
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Perubahan Nilai
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah
karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan
orang-orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca
mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu
kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu
loncatan untuk meraih suatu keberhasilan social, karier, dan kepuasan pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang
semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah kembali dan
belajar kembali menyelasaikan pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan
belajar sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka mengikuti berbagai
kursus setelah mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi
(Elizabeth B.Hurlock. 2009.hal.251).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Penyesuaian Diri dengan
Cara Hidup Baru
Masa dewasa awal / dini merupakan periode yang
paling banyak menghadapi perubahan. Dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup
paling baru menonjol di bidang perkawinan dan peran orang tua (E.B.
Hurlock.1980.hal.251).
·
Masa Dewasa Awal sebagai Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat ketika seseorang mulai tumbuh
menjadi orang dewasa (dewasa awal / dini) ini tergantung pada minat dan kemampuan individual,
kesempatan untuk mewujudkan keinginan-keinginan dan kegiatan-kegiatan yang
memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya
melalui hobi, ada yang menyalurkan pekerjaanya melalui hobi (E.B.
Hurlock.1980.hal,252).
0 komentar:
Posting Komentar